Ukuran Sebuah Smartphone, Apakah Penting?

by - March 02, 2019


Ketika sebuah smartphone di luncurkan, sebagian besar orang pasti akan excited dan seolah-olah ingin memiliki smartphone tersebut, terlebih lagi kalau smartphone yang diluncurkan tersebut memiliki spesifikasi yang bagus dengan harga yang sangat "value deal". Begitu pun dengan saya, tak jarang juga saya tergoda ketika ada smartphone yang baru diluncurkan dengan spesifikasi yang bagus. Namun biasanya keinginan itu akan dengan cepat menghilang ketika tahu ukuran layar atau smartphone-nya. Ya, itulah saya. Ukuran sebuah smartphone menjadi hal penting buat saya, bahkan mungkin lebih penting dari spesifikasi itu sendiri. 

Dari zaman pertama kali saya mengenal smartphone sampai dengan sebelum munculnya smartphone dengan rasio layar 18:9 serta kawan-kawannya, ukuran smartphone paling besar yang pernah saya jadikan daily driver adalah Nexus 5X dengan layar 5,2 inch. Mungkin ada yang bilang, "kalau sudah pakai (smartphone dengan ukuran besar) nanti juga akan terbiasa kok". Well, mungkin bisa benar dan bisa juga salah. Pertama kali menggunakan smartphone, waktu itu saya pakai Galaxy 5 yang ukuran layarnya 2,8 inch. Setelah itu, mulai muncul smartphone dengan ukuran layar 3 inch, 4 inch, 4.5 inch, dan 5 inch. Ketika muncul smartphone dengan ukuran 4 inch, awalnya saya kira itu sudah terlalu besar, sampai akhirnya saya coba dan mulai terbiasa. Begitu pula ketika dari 4 inch ke 4.5 inch dan dari 4.5 inch ke 5 inch. 

Ketika muncul smartphone dengan layar 5.5 inch, saya pun juga mencobanya. Kalau tidak salah ingat, smartphone yang saya coba waktu itu adalah Xiaomi Redmi Note dan setelah saya mencobanya saya rasa sudah mencapai batasnya. Saya merasa smartphone dengan ukuran layar 5 inch adalah yang paling ideal buat saya. Mungkin ada beberapa hal yang membuat saya merasa smartphone dengan ukuran layar 5.5 inch itu terlalu besar. Pertama, tangan saya tergolong cukup kecil dan saya lebih suka menggunakan smartphone dengan satu tangan sehingga smartphone dengan layar 5.5 inch terlalu besar buat saya. Kedua, ketika bepergian, saya jarang bawa tas dan lebih suka mengantongi smartphone dan saya merasa smartphone dengan layar 5 inch lebih pas buat masuk kantong saya. Kalo smartphone dengan layar 5.5 inch ketika dikantongi, apalagi di kantong celana model jeans atau chino, istilah jawanya jadi "njebubug ndek sak". 

Sejak saat itulah saya selalu mencari smartphone dengan ukuran layar 5 inch, atau range yang masih saya terima, yaitu 5.1 atau 5.2 inch. Namun sejak itu pula vendor-vendor mulai jarang meluncurkan smartphone ukuran compact dengan spesifikasi yang menggoda dan harga yang bersahabat dengan kemampuan dompet saya kala itu. Di smartphone-smartphone kelas menengah ke bawah, layar 5.5 inch sepertinya menjadi standar baru waktu itu, beberapa vendor ada sih yang masih mengeluarkan smartphone dengan ukuran layar di bawah 5 inch, namun dengan spesifikasi yang disunat dan menjadi tidak menarik lagi. 

Setelah itu muncullah tren baru di dunia smartphone, layar ber "notch" dan rasio layar 18:9 beserta sekutunya. Tren baru tersebut sedikit mengubah preferensi saya terhadap ukuran layar yang bisa saya terima, namun tidak dengan ukuran smartphonenya. Di tren yang baru ini ukuran layar yang masih acceptable buat saya itu ada di kisaran 5.6 sampai 5.8 inch, yang ukuran smartphonenya hampir mirip dengan smartphone dengan layar 5.1 sampai 5.2 inch di rasio layar 16:9. Maka dari itu saya biasanya gak terlalu excited ketika vendor-vendor meluncurkan smartphone akhir-akhir ini. Karena vendor-vendor smartphone tetap jarang mengeluarkan smartphone dengan spesifikasi yang menggoda di ukuran layar 5.6 sampai 5.8 inch, kebanyakan pasti di atas 6 inch dan memang sepertinya demandnya juga lebih tinggi sih untuk saat ini. 

Dan ngomong-ngomong smartphone yang saya pakai, smartphone yang menurut saya cukup memenuhi ekspektasi saya adalah Nokia 6.1 Plus. Layar 5.8 inch, body compact, Android One, Snapdragon 636 yang masih oke di 2019 ini, harganya juga gak terlalu mahal, pas banget lah pokoknya. Tapi sayangnya, daily driver saya sebelum Nokia 6.1 Plus adalah Oneplus 6 (Lah, kok Oneplus 6? Bukannya itu layarnya 6.28 inch?). Mengapa Oneplus 6, yang notabene punya layar 6.28 inch, sebenarnya ada alasan yang membuat saya "terpaksa" memakai Oneplus 6 sebagai daily driver. Entah bug atau saya apes mendapatkan unit yang punya kelainan hardware, jadi Oneplus 6 saya punya dua masalah sebenarnya tidak sering muncul namun cukup mengganggu kalau muncul. Masalahnya apa, saya akan coba jelaskan di postingan terpisah. Jadi, intinya mau nggak mau saya harus pakai Oneplus 6 ini karena kalau saya jual, saya kasihan saja sama yang beli nanti. Sebenarnya toko tempat saya beli bisa bantu klaim garansi gratis, tapi katanya butuh waktu paling cepat 3 bulan, jadi itu akan jadi opsi terakhir nanti kalau memang masalahnya sudah benar-benar serius. 

Nah, karena sebelumnya pakai Oneplus 6, waktu pakai Nokia 6.1 Plus kok jadi kayak gimana gitu. Kerasa banget bedanya, khususnya dari sisi performa. Buka tutup aplikasi, transisi antar menu sampai performa saat gaming jadi kerasa banget penurunannya. 

Dan pas launching Samsung Galaxy S10 kemarin, ada Galaxy S10e yang cukup menggoda. Performa sama dengan saudara-saudaranya tapi dengan ukuran layar 5.8 inch. Perbedaan yang cukup terlihat dari saudaranya mungkin hanya di sektor kamera dan baterai, dan itu bukan deal breaker buat saya. Terlebih lagi ukuran panjangnya lebih kecil 5 mm dari Nokia 6.1 Plus. Perbedaan ukuran 5 sampai 10 mm di tabel spesifikasi ini awalnya saya rasa gak terlalu signifikan, tapi pas pemakaian ternyata perbedaan tersebut cukup berpengaruh pada kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari berdasarkan pengalaman saya mencoba beberapa smartphone. So, I'm excited dan gak sabar nunggu si Galaxy S10e ini datang ke rumah (Alhamdulillah, sekarang ada lah rezeki kalo ingin mencicipi flagship). Apalagi dapet cashback satu juta plus bonus Galaxy Buds yang kemungkinan besar akan saya jual lagi, hehe. Semoga saja saya juga bisa membagikan pengalaman saya menggunakan Samsung Galaxy S10e nantinya. Apakah akan sesuai ekspektasi saya dan mengakhiri pencarian saya selama ini? Kita akan lihat nanti.

You May Also Like

0 comments